Hidup Itu Ada Pahit Nya (Part 2)
Lama perjalanan mereka di angkot sekitar 1 jam, itu membuat kaki mereka menjadi sedikit pegal-pegal. Yakin sekali kali ini mereka akan menang, sambil berceloteh bilang bahwa lawan-lawan mereka sepadan dengan mereka, jadi kemungkinan besar mereka akan menang. Seperti lupa nasihat guru mereka di sekolah, 'anak anak, ingat hidup itu tidak selalu manis, hidup itu ada pahit nya, seperti kekalahan....' itulah nasihat yang akan di ulangi ketika mereka tiba di sekolah.
* * *
Matahari sudah lebih tinggi dari cakralawa, Ahmad, noval dan rekan tim yang lain nya melakukan pemanasan terlebih dahulu. Mc pun menyebut nama sekolah mereka, mereka pun berkumpul, mendengar pelatih yang terus berceloteh. Peluit pun berbunyi kencang, tanda permainan sudah di mulai, para penyerang maju dan kewalahan merebut bola, karena mental yang kurang baik.
Menit ke 2, 3 penyerang di lewati lawan, menyisakan noval (bek) yang terlihat tegang menghadapi lawan yang jumlah nya 2 kali lipat. Penyerang lawan bertambah satu, membuat mereka kompak, Ahmad dan penyerang lain nya kewalahan mengejar para penyerang lawan. Noval pun di lewati penyerang lawan, wuush! Tendangan kencang pun sampai di belakang kiper, yang tak bergerak sama sekali.
Itu lah rendah mental yang ku maksud, yang biasanya mereka bisa melakukan serangan balik dan pertahanan mereka kuat, sekarang... Kewalahan merebut bola dan di bantai 3-0. Penyebab nya adalah kejadian 1 minggu lalu, ketika pertandingan persahabatan dengan sekolah lain, kekalahan 4-1 itu lah yang membuat mereka frustasi.
Akmal, Noval dan rekan tim yang lain nya berjalan masygul ke arah angkot terparkir, hari ini turnamen selesai untuk mereka, pilihan nya hanya satu... Pulang. "Tak apa anak-anak, masih ada kesempatan yang akan datang" pelatih menghibur sedikit Akmal dan rekan tim nya yang menunduk sedih. Mereka ber sepuluh diam seribu kata, hanya suara kendaraan yang ada dalam perjalanan pulang. Hari itu jalanan sedang ramai-ramai nya, hingga perjalanan pulang mereka sedikit lebih lama.
Jam menunjukkan jam 10, angkot yang mereka tumpangi sampai di gerbang sekolah, turun satu persatu lantas pergi ke lapangan. Langsung menutupi kesedihan mereka dengan senyum dan tawa ketika melihat guru yang sering menasihati mereka. "Yuk Mad, men bola" Noval sudah berada di tengah lapangan sambil menggiring bola yang tadi pagi dia bawa. Bermain bola dengan senyum dan tawa sudah cukup mengobati rasa sedih mereka, tapi tidak sepenuh nya, pak mad (guru mereka) memanggil mereka bersepuluh untuk duduk di dekat nya...
Apa kelanjutan nya?? Tunggu yak!
(Bersambung)
Posting Komentar untuk "Hidup Itu Ada Pahit Nya (Part 2) "
Berkomentar lah dengan :
• Sopan
• Bijak
• Tidak menyinggung perasaan orang lain
• Sesuai judul atau topik postingan
• Tidak menaruh link aktif di komentar sobat
Silahkan sobat centang Beri tahu saya agar nanti sobat mendapatkan notifikasi email jika ada orang yang membalasnya.