Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerpen Tentang Sabar :Hikmah Dibalik Memancing




Pagi hari dikampung, mereka bertiga Akmal, Ardi dan Baim sedang duduk duduk mengamati sungai kampung mereka. Sungai batu koral yang jernih membuat ikan ikan yang ada didalamnya terlihat dari bibir sungai. 

Anak anak kampung juga sering memancing ikan di sore hari menjelang magrib. Tapi untuk yang berumur diatas 11 tahun, diperbolehkan memancing di malam hari. 

"Oi Ardi, Baim! Mau memancing bersamaku nanti malam?"tanya Akmal memecah keheningan dipinggir sungai "aku ikut kalau kau ikut im"Ardi menyikut Baim yang sejak tadi asyik makan pisang, "iyha akhu ikhut" jawab Baim dengan mulut penuh pisang."Oi Baim, jika kau setiap harinya nambah berat badan, nanti perahu kita tenggelam gara gara badan gendut kau"
Akmal dan Ardi tertawa terbahak bahak, diantara mereka bertiga badan Baim memang yang paling gendut. Plak! Muka Akmal tertimpuk kulit pisang, Baim berlari sambil nyengir "awas kau Baim!"mereka berdua berkejaran. 

Selepas sholat isya, mereka berkumpul dipinggir sungai tempat perahu bersandar. Perahu dengan lebar sembilan puluh cm dan panjang satu meter setengah, akan dinaiki bertiga. Bermodal tali pancing, umpan, senter besar dan ember kecil, mereka memancing malam itu. 

"Ya ampun Baim!" Ardi menepuk jidat "kau bawa apa itu?" tanya Ardi sambil melihat kresek putih yang dibawa Baim "pisang goreng, kalian mau?"Baim menyodorkan kresek pisang gorengnya, Akmal dan Ardi menggeleng. 

Tanpa banyak cakap Akmal dan Ardi langsung menaiki perahu kayu itu, sedangkan Baim masih dipinggir sungai. "Jangan sampai perahu kita tenggelam gara gara kau Baim" Ardi sudah tertawa memegangi perutnya, Baim tak peduli, dia masih asyik dengan pisang goreng nya. 

Akhirnya mereka sampai ditempat tujuan, lokasinya tak jauh dari titik kumpul. Tanpa babibu lagi, mereka bertiga langsung memasang umpan dan melemparkan kepermukaan sungai. Karena bosan, mereka bertiga berbincang bincang sambil memegangi gagang pancing, yang langsung terhenti ketika ada tarikan di tali pancing Baim. 

"Langsung tarik im!" teriak Akmal gemas "sabar mal, itu masih tarikan kecil"Ardi menenangkan. "Ayo tarik Im Nanti ikannya kabur!" tak ada yang mengubris kalimat Akmal, dan tak lama tarikan kuat pun tiba. Baim langsung menarik gagang pancingnya, Ardi menerangi ikan yang tersangkut kailnya dan wow!
Lihatlah, ikan mas berukuran betis anak remaja tersangkut dikail Baim. 

"Oi Akmal! Terbukti sudah, kalau mau mancing harus punya kesabaran" Baim tersenyum lebar, Akmal tak peduli. "Oi, kenapa dari tadi ikannya tak memakan umpanku?" Akmal mengeluh, "mungkin ikannya sudah pada kuliah s3 jadi sudah pada pintar" Baim menjawab sembarang. Ardi dan Baim sudah tertawa lepas, Akmal mendengus pelan.

1 jam berlalu, ember kecil Akmal sejak tadi kosong melompong, sedangkan Ardi dan Baim sudah mendapat 3 ikan berukuran sedang kecil. Sudah lebih dari lima kali Akmal mengganti posisi memancing, mengangkat turun gagang pancingnya dan hasilnya tak ada. 

"Akmal," Ardi meletakkan gagang pancingnya "aku jawab pertanyaan kau tadi, 'kenapa dari tadi ikannya tak memakan umpan kau itu?' "apa?!"Akmal bertanya ketus "karna kau tak memiliki satu kunci keberhasilan dalam memancing... " 

Kalimat Ardi terhenti sebentar, "kesabaran... Oi kau tak ingat apa kata ustadz Arkan,'Allah menyukai orang orang yang sabar' iya bukan?"suara jangkrik terdengar bersahutan. Akmal menunduk "jadi itu kuncinya?" Ardi dan Baim mengangguk, "kalau kau memancing tapi tak punya kesabaran, apa gunanya"

Setelah Akmal memeluk kedua kawannya itu, mereka memancing lagi.
Belum genap sepuluh menit, tali pancing Akmal terdapat tarikan kecil "sabar mal" Akmal mengangguk. Setelah menunggu dua puluh detik, akhirnya ada tarikan yang sangat kuat ditali pancing Akmal, tanpa basa basi lagi Akmal langsung mengangkat gagang pancingnya kuat kuat, dan wow...!

Seekor ikan gabus sebesar betis orang dewasa tersangkut dikail Akmal, jarang jarang anak kampung menangkap ikan gabus sebesar ini. Mereka tersenyum puas, tangkapan mereka lumayan, tak buruk buruk amat. "Terbukti bukan?" Ardi bertanya pada Akmal yang langsung mengangguk mantap. 
Hanif Muchtar
Hanif Muchtar Jalani apa yang membuatmu Bahagia

Posting Komentar untuk "Cerpen Tentang Sabar :Hikmah Dibalik Memancing "