Cerita Persahabatan Sejati
Dari sekian persahabatan yang ada di hidup ku,Ada satu persahabatan yang membuat ku terinspirasi.
Didunia persahabatan memang banyak kekeliruan satu dengan yang lainnya, yang tiba tiba saja bisa bertengkar...
Mereka adalah sahabat muslim yang bersebelahan rumahnya dan hubungan mereka dan orang tua mereka sangat kuat, sehingga jika terjadi pertengkaran kecil orang tua mereka biasa ngomong mengenai masalah mereka berdua.
Dihari kapan ya, aku melihat dengan mataku sendiri mereka berdua tidak bertegur sapa disaat bertemu, "mungkin lagi bertengkar" pikirku. Esoknya saat aku berjalan didepan rumah mereka kulihat mereka berbincang bincang sambil menampakan wajah bahagia mereka, "yes" aku bersorak dalam hati.
Kalian mau tahu nama mereka?
Nama mereka adalah Fahrul dan Amir. Mereka umurnya sepantaran kelas 3 mau kelas 4,Fahrul sokolah di SDN, sedangkan Amir sekolah di SDIT.
Mereka ini sudah lama bersahabat, aku tidak tahu sejak kapan mereka mulai bersahabat, tapi mereka berdua ini adalah sahabat paling sejati yang pernah ada di kehidupanku.
Pernah di suatu hari,ketika aku hendak pergi ke warung komplek untuk beli sesuatu,aku melihat ada Fahrul di depan rumah nya. Lalu kutanya "ngapain rul kok keluar rumah?", dia jawab pendek, aku ber oooh pelan, padahal aku tidak tahu dia jawab apa, suaranya kurang jelas karena pakai masker.
Ketika aku pulang, aku melewati lapangan depan rumah mereka, melihat kearah kursi lapangan ada dua anak berbicara sambil tertawa, "itu siapa?" batinku.
Ketika sudah terlihat jelas aku tersenyum, mereka ternyata Amir dan fahrul, sedang duduk berbincang bincang dipinggir lapangan, sambil tertawa. Memang mereka ini walau corona dimana mana, tetap saja menyempatkan tuk mengobrol di sore hari dan mereka tuh tidak berprasangka buruk satu dengan yang lainnya.
Mereka mengobrol dengan jarak setengah meter kalau tidak salah, sambil pakai masker gitu.
Dari sekian banyak pertengkaran ada satu pertengkaran hanya karena hal sepele.
Sore hari dikomplek BCA, aku bersama mereka berdua main dilapangan dan hanya memperdebatkan keputusan sepele bagiku, mereka jengkel. Amir kerumah, sedangkan Fahrul tetap dilapangan bersama ku, lalu kutanyai apa yang terjadi.
Aku tidak melihat penyebabnya, tapi aku tahu setelah dia menceritakanya, aku mengangguk ngangguk pelan. Setelah berpikir beberapa saat, aku menasihatinya lewat pengalaman ku pribadi,kejadian masa lalu, yang membuat ku tertawa ketika mengingatnya.
Dan ada satu lagi yang paling kuingat,ketika sore hari,di tahun 2019,mereka mengaji dirumahku.Umiku adalah gurunya,dulu sebelum jadi guru wali kelas,umiku menjadi guru ummi disekolah dan mengajar ngaji anak anak RTku. setelah ashar,masih sepi,didepan rumah belum ada yang datang.
Tak lama fahrul pun datang,belum menaruh tasnya,umiku meminta fahrul baca duluan.Tapi fahrul bilang begini ''bentar bun,mo nyamper Amir dulu''dia lari kerumah Amir,tidak jauh memang, tapi berlari saja,cukup membuat kalian tersengal.
Berselang beberapa menit mereka datang,Amir langsung menaruh tasnya duluan,nah inilah awalnya pertengkaran dimulai.
''Aah,kan aku yang duluan dateng'' fahrul yang mengomel,''tapikan,aku yg duluan taruh tasnya!'' bentak Amir setengah berteriak.''Aah,aku belum pernah pertama dan'',hahaha apanya yang belum pernah pertama,Fahrul saja sering pertama kalo mengaji,semangatnya besar jika ingin mengaji,jarang bolos.Lucu memang mengamati anak dibawah kelas 3 berantem,apalagi hanya karena hal sepele,tapi nanti lebih lucu lagi diakhir cerita.
Tak begitu lama mereka berdebat, akhirnya Amir menangis, dan Fahrul pun mengalah, duduk mengambil umminya sambil bilang begini "ya udah tuu! "Mata Fahri berair, Amir masih menangis, umiku membujuknya tuk berhenti menangis. Tak lama Amir berhenti menangis, masih tersendat memang.
Eits, sebelum dua sahabat ini membaca umminya, umiku meminta mereka berdua berjabat tangan meminta maaf, mereka pun menurut. Tak terlalu lama setelah Amir baca, Fahrul maju. Berselang beberapa menit, mereka berdua selesai, ijin ingin pulang. Punggung mereka pun hilang didepan pagar.
Aku hendak pergi ke lapangan, menikmati sore yang cerah. Magrib masih lama, matahari juga belum terlalu turun di ufuk barat. Oi!, aku menyipitkan mata.
Tidak salah lagi, itu Fahrul dan Amir. Bukankah setengah jam yang lalu mereka berantem? Tapi sekarang...
Sudah bermain dilapangan sambil tertawa tawa.
Bukan main ini berdua.Aku balik badan, hendak kerumah menceritakan nya keumiku, yang langsung tertawa mendengar ceritaku.
Begitulah mereka, walau sering berantem, salah paham, tapi... Mereka selalu saja akrab, dimana pun!
Menurutku didunia persahabatan memang banyak pertengkaran, kesalah pahaman, perbedaan dan masih ada lagi. Apa kata orang-orang bijak,'selepas sebuah pertengkaran,dua musuh bisa manjadi teman baik'.
Jadi, janganlah kita dibuat menyesal hanya karna kita terlambat memaafkan teman atau sahabat sendiri. Sebelum semuanya terlambat, sebelum semuanya berakhir, lakukan yang semestinya kita lakukan. Tapi,Tetap ingat ini...
Dalam agama Islam, kita dilarang tidak bertegur sapa lebih dari tiga hari.
Posting Komentar untuk "Cerita Persahabatan Sejati"
Berkomentar lah dengan :
• Sopan
• Bijak
• Tidak menyinggung perasaan orang lain
• Sesuai judul atau topik postingan
• Tidak menaruh link aktif di komentar sobat
Silahkan sobat centang Beri tahu saya agar nanti sobat mendapatkan notifikasi email jika ada orang yang membalasnya.